BAZNAS Kabupaten Ngawi Dukung Inklusi Pendidikan Agama dengan Bantuan Modul Ajar dan Pelatihan Mushaf Al-Qur’an Isyarat Bersama Rumah Qur’an Sahabat
Baznas Ngawi: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Ngawi menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan agama yang inklusif dengan menyalurkan bantuan modul ajar untuk kegiatan “Tuli Mengaji” serta menggelar pelatihan belajar Mushaf Al-Qur’an Isyarat. Kegiatan ini bekerja sama dengan Rumah Qur’an Sahabat, sebuah komunitas yang fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas rungu, dan berlangsung di aula Mal Pelayanan Publik Kabupaten Ngawi pada Senin (11/8/2025).
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi teman-teman tuli dalam memahami dan mempelajari Al-Qur’an melalui bahasa isyarat, sekaligus melatih tenaga pendidik agar mampu menyampaikan ajaran Al-Qur’an secara efektif kepada komunitas tuli. Bantuan modul ajar yang diserahkan mencakup lima modul utama, yaitu Modul Sejarah Mushaf Al-Qur’an Isyarat, Modul Metode Kitabah, Modul Metode Tilawah, Modul Budaya Tuli, dan Modul Kamus Kosakata Isyarat. Modul-modul ini dirancang oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama sebagai panduan standar untuk pengajaran Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas rungu.
Ketua BAZNAS Kabupaten Ngawi, Samsul Hadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud nyata dari semangat inklusi dalam pendidikan agama. “Kami ingin memastikan bahwa teman-teman tuli juga memiliki akses yang sama untuk mempelajari Al-Qur’an. Melalui bantuan modul ajar dan pelatihan ini, kami berharap dapat mencetak pendidik yang kompeten serta memperluas literasi Al-Qur’an di kalangan komunitas tuli,” ujarnya.
Pelatihan yang diikuti oleh 35 peserta, terdiri dari guru, tenaga pendidik, dan juru bahasa isyarat dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) serta komunitas tuli di Ngawi, menghadirkan narasumber ahli dari Rumah Qur’an Sahabat. Peserta dilatih untuk memahami metode Kitabah (berbasis isyarat huruf dan tanda baca) dan metode Tilawah (berfokus pada pelafalan dengan gerakan tangan sesuai kaidah tajwid). Selain itu, pelatihan juga mencakup pemahaman tentang budaya tuli, seperti pentingnya kontak mata, pencahayaan, dan ekspresi visual dalam komunikasi.
Salah satu peserta, Aisyah, seorang juru bahasa isyarat dari SLB Ngawi, mengaku antusias dengan pelatihan ini. “Saya sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini. Modul yang diberikan sangat jelas dan membantu kami memahami cara mengajar Al-Qur’an dengan bahasa isyarat. Semoga kami bisa menerapkannya untuk membantu teman-teman tuli lebih dekat dengan Al-Qur’an,” ungkapnya.
Pimpinan Rumah Qur’an Sahabat, Nurul Hidayah, menambahkan bahwa kerja sama dengan BAZNAS Ngawi ini menjadi langkah penting dalam memperluas akses pendidikan agama bagi penyandang disabilitas. “Kami berharap program ini tidak hanya berhenti di Ngawi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mendukung teman-teman tuli dalam mempelajari Al-Qur’an,” katanya.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Kepala seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngawi, H. Yusuf Mashuri, yang turut hadir. Ia menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Kemenag untuk menciptakan pendidikan agama yang inklusif dan tidak diskriminatif. “Kami bangga dengan kolaborasi ini. Semoga semakin banyak teman tuli yang bisa merasakan keindahan Al-Qur’an melalui bahasa isyarat,” ujarnya.
Dengan adanya bantuan modul ajar dan pelatihan ini, BAZNAS Kabupaten Ngawi dan Rumah Qur’an Sahabat berharap dapat menciptakan ekosistem pendidikan agama yang ramah disabilitas, sekaligus memperkuat semangat kebersamaan dalam menyebarkan kebaikan melalui zakat, infak, dan sedekah. (bzs.shi)