Remaja 16 Tahun Asal Mantingan Ngawi Raih Impian Kuliah di Al-Azhar Kairo, Didukung BAZNAS dan Kejari Ngawi
Baznas Ngawi: Muhammad Ruliff Abdiel Faiqul Alim, remaja berusia 16 tahun asal Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, berhasil mewujudkan mimpinya kuliah di luar negeri meski berasal dari keluarga sederhana. Putra salah satu guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Ngawi ini diterima di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, salah satu perguruan tinggi Islam bergengsi di dunia. Keberhasilan ini semakin istimewa berkat bantuan biaya pendidikan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Ngawi dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Ngawi.
Dalam upaya mendukung pendidikan anak muda berprestasi dari kalangan kurang mampu, BAZNAS Ngawi dan Kejari Ngawi memberikan bantuan berupa biaya pendidikan awal untuk Ruliff. Penyerahan bantuan dilakukan secara sederhana di Desa Jagir pada Kamis (11/9), dihadiri oleh orang tua siswa, serta tokoh masyarakat setempat. Ketua BAZNAS Ngawi, Samsul Hadi, menyatakan bahwa program ini sejalan dengan visi BAZNAS untuk memberdayakan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) bagi pendidikan generasi muda.
“BAZNAS Ngawi berkomitmen penuh untuk mendukung anak-anak berpotensi seperti Ruliff. Meski keluarganya pas-pasan, semangat belajarnya luar biasa. Kami berharap bantuan ini menjadi jembatan menuju masa depan cerah,” ujar Samsul saat penyerahan bantuan.
Sementara itu, Kepala Kejari Ngawi, Susanto Gani, menekankan peran lembaga penegak hukum dalam aksi sosial. “Pendidikan adalah investasi bangsa. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, Kejari Ngawi siap berkolaborasi dengan BAZNAS untuk mewujudkan mimpi anak muda Ngawi. Ruliff adalah contoh inspirasi bahwa usia muda bukan penghalang untuk meraih prestasi global,” tambahnya.
Ruliff, santri Pondok Pesantren Mumtazah Banjarnegara Jawa Tengah kelas IX MTs yang juga putra guru MTs di Ngawi, menunjukkan bakat luar biasa sejak dini. Di usia 16 tahun, ia telah lulus ujian masuk Universitas Al-Azhar, yang dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan Islam sejak abad ke-10. Keluarganya yang bergantung pada penghasilan ayah sebagai guru. Namun, semangat Ruliff untuk belajar di luar negeri tak pernah pudar, bahkan ia belajar mandiri bahasa Arab dan fiqih untuk persiapan.
“Saya sangat bersyukur atas bantuan ini. Impian kuliah di Al-Azhar sudah saya idamkan sejak kecil. Saya ingin membawa ilmu dari sana untuk kemajuan masyarakat Ngawi,” ungkap Ruliff dengan penuh haru saat ditemui selesai penerimaan bantuan.
Kolaborasi BAZNAS dan Kejari Ngawi ini diharapkan menjadi momentum bagi program serupa di masa depan. Hingga kini, BAZNAS Ngawi telah menyalurkan bantuan pendidikan untuk puluhan siswa berprestasi, sementara Kejari Ngawi terus memperluas jangkauan aksi sosialnya. Kisah Ruliff mengingatkan kita bahwa dengan dukungan bersama, mimpi besar dari desa kecil bisa terwujud di panggung dunia.(bzs.shi)