BAZNAS Ngawi Aktif Ikut Rakorda BAZNAS Jatim, Serap Materi Hukum ZIS-DSKL dan Penguatan SDM untuk Dukung Asta Cita
Baznas Ngawi: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Ngawi tampil aktif dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) BAZNAS Provinsi Jawa Timur 2025, yang digelar di Hotel Mercure Surabaya pada Rabu (8/10). Bertema “Menguatkan BAZNAS dalam Mendukung Asta Cita”, acara ini menjadi ajang strategis bagi ratusan perwakilan BAZNAS se-Jatim untuk menyinergikan peran zakat dengan delapan cita-cita nasional menuju Indonesia Emas 2045, mulai dari pemberdayaan ekonomi hingga pengentasan kemiskinan.
Rakorda yang diikuti lebih dari 500 peserta ini menghadirkan materi-materi krusial yang menjadi sorotan utama, termasuk dasar hukum pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh (ZIS) beserta Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL). Selain itu, diskusi mendalam tentang kompetensi sumber daya manusia (SDM) Badan Amil Zakat serta penguatan perencanaan program untuk pendistribusian dan pelaporan yang efektif juga menjadi highlight. Materi-materi ini disampaikan oleh para ahli BAZNAS RI, yang menekankan transformasi digital dan akuntabilitas sebagai kunci mencapai target nasional Rp50 triliun pada 2025.
Acara yang dibuka oleh Ketua BAZNAS Jatim, Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si., ini dihadiri tamu istimewa seperti Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, M.A., serta Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Kehadiran mereka menambah bobot acara, dengan Prof. Noor Achmad menyoroti pentingnya sinergi ZIS-DSKL sebagai instrumen transformasi sosial. “Zakat bukan hanya ibadah, tapi pilar utama Asta Cita. Dengan pengelolaan yang transparan dan SDM kompeten, kita bisa wujudkan kesejahteraan merata,” tegasnya dalam sesi pembukaan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Emil menekankan peran BAZNAS daerah dalam mendukung pembangunan inklusif Jatim. “Rakorda ini momentum emas untuk kolaborasi. Target Rp60 miliar ZIS Jatim tahun ini sudah hampir tercapai, berkat komitmen lokal seperti di Ngawi,”.
Dari Kabupaten Ngawi, delegasi lengkap hadir untuk menyerap ilmu secara maksimal. Dipimpin oleh Ketua BAZNAS Ngawi, Samsul Hadi, rombongan ini juga melibatkan Wakil Ketua I Hamdani, Wakil Ketua II Haris Mustofa, Wakil Ketua III Makruf Toyyibi, serta Wakil Ketua IV Mukti Wibowo. Mereka aktif berpartisipasi dalam workshop dan diskusi panel, khususnya pada sesi penguatan perencanaan program distribusi yang selaras dengan DSKL—dana sosial keagamaan lainnya seperti bantuan sosial berbasis syariah.
“Partisipasi kami di rakorda ini sangat berharga. Materi dasar hukum ZIS-DSKL dan kompetensi SDM akan kami terapkan langsung di Ngawi, untuk tingkatkan distribusi zakat yang lebih efektif dan pelaporan real-time. Ini langkah konkret dukung Asta Cita, di mana zakat jadi katalisator pemberdayaan UMKM dan pendidikan dhuafa,” kata Samsul Hadi usai acara. Ia menambahkan, BAZNAS Ngawi menargetkan peningkatan pengumpulan ZIS hingga Rp 7 miliar pada 2026, dengan integrasi digital seperti aplikasi donasi mobile.
Rakorda ini juga menjadi wadah berbagi best practice antar-kabupaten, di mana BAZNAS Ngawi berbagi pengalaman program “Zakat Peduli Desa” yang telah menjangkau 500 mustahik di wilayah pedesaan. Diskusi tentang penguatan SDM menyoroti pelatihan amil zakat berbasis sertifikasi nasional, sementara sesi pelaporan efektif menekankan standar akuntabilitas sesuai SNI ISO 37001:2016 untuk cegah korupsi.
Dengan capaian Rakorda 2025, BAZNAS Jatim optimistis memperkuat ekosistem zakat yang amanah. Bagi Ngawi, keikutsertaan aktif ini bukan hanya tambah pengetahuan, tapi komitmen nyata untuk ubah zakat menjadi investasi sosial, selaras dengan visi Asta Cita. “Dari Surabaya ke pelosok Ngawi, solidaritas umat akan wujudkan Indonesia Emas,” tutup Haris Mustofa, Wakil Ketua II BAZNAS Ngawi.(bsz.shi)